Senin, 21 Februari 2011
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua kegiatan ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan – perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan. Kenaikan BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga dunia pada khususnya. Efek kenaikan BBM ini sendiri dapat meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan akan menjadi semakin kecil.
Rakyat kembali gigit jari, disebabkan kembali naiknya BBM. bahkan tak hanya sekedar itu, rakyat harus membanting tulang dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Rakyat sepert itikus yang mati kelaparan dilumbung padi. Mengapa demikian? Karena sebenarnya Indonesia kaya akan sumberdaya alam dan hasil tambangnya pun melimpah ruah tetapi rakyat masih hidup terhimpit bahkan dibuat seperti tidak ada pilihan lain selain menjalani terus-menerus hidup serba kekurangan.
Ketika pemerintah membuat kebijakan menaikkan harga BBM sama sekali tidak memperhatikan kepentingan rakyat sebagai stakeholder utama. Motif kenaikan harga BBM adalah ekonomi dengan standar harga dunia dan pasar serta asumsi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) semata. Dalam hal ini faktor realitas sosial sama sekali tidak menjadi landasan pentimbangan dalam rencana kebijakan pemerintah tersebut. Padahal kenaikan harga BBM itu sangat membebani kehidupan sosial masyarakat Indonesia, entah dari kalangan kelas atas, menengah, bawah, sampai kaum pedagang.
Kenaikan harga BBM hanya akan semakin menambah beban masyarakat yang sampai saat ini masih juga menanggung beban krisis ekonomi. Khususnya masyarakat marginal yang hidupnya serba kekurangan. Kenaikan harga BBM telah mengakibatkan efek domino di masyarakat sebab selalu diikuti dengan melonjaknya harga berbagai kebutuhan makanan pokok yang selalu dikonsumsi masyarakat akar rumput. Belum lagi ditambah dengan naiknya ongkos angkutan umum yang kian mencekik leher masyarakat miskin kita.
B. Tujuan
Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia masih tersendat mengikuti perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kenaikan BBM tetap dilaksanakan.
BAB II
Pembahasan
Inilah proses pemiskinan massal rakyat Indonesia oleh pemerintah. Dengan menaikan harga BBM yang diikuti oleh kenaikan harga-harga barang lainnya, otomatis mayoritas rakyat bertambah miskin akibat biaya kebutuhan hidup yang bertambah, sementara penghasilan tetap. Dulu yang bisa menyekolahkan anaknya, sekarang tidak bisa. Dana kompensasi seperti beras raskin seharga Rp 1000 per liter, hanya menjangkau kurang dari 5% penduduk Indonesia. Padahal jumlah rakyat miskin Indonesia menurut Bank Dunia (dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari) ada 60% atau 132 juta penduduk.
Hanya segelintir orang saja yang bertambah kaya akibat kenaikan harga BBM, yaitu pegawai Pertamina dan perusahaan minyak lainnya, serta para pejabat Negara. Sementara mayoritas rakyat menderita karena naiknya harga BBM dan barang-barang lainnya,
Persoalan kemiskinan kembali menjadi menu menarik yang banyak dibicarakan orang pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Karena, kenaikan harga BBM disinyalir kuat telah menyebabkan peningkatan angka kemiskinan di Tanah Air sekitar 2 % dari angka sebelumnya.
Selain berdampak kemiskinan, kenaikkan BBM sangat berpengaruh bagi pedagang. Hubungannya dengan pedagang yaitu, pedagang menggunakan jasa angkut barang, yang entah berupa mobil pick up, kontainer, ataupun sepeda motor. Mau tidak mau, mereka akan merasakan dampak kenaikkan harga barang dagang yang akan ia jual kembali nantinya. Para pengantar dagangan itu snediri juga pasti akan mengeluhkan, kenaikan harga barang dagang disebabkan karena naiknya bahan bakar minyak. Kendaraan tersebut pastinya menggunakan biaya angkut barang dari suatu agen ataupun pabrik, yang kemudian akan didistribusikan di toko/warung kecil. Dan dari pihak karyawan atau pekerjanya pasti akan meminta kenaikan gaji.
BAB III
Kesimpulan
Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) ini sangat membebani orang miskin dikalagan paling bawah. Kenaikan BBM itu sendiri berdampak bagi semua kalangan dan kegiatan yang diiringi dengan kenaikan barang – barang kebutuhan lain.
Karena di Indonesia mayoritas mata pencahariannya adalah para pegawai ataupun pedagang, maka penurunan pendapatan tampaknya dialami oleh orang – orang yang mempunyai pekerjaan ini. Yang dikorbankan terutama adalah sektor transportasi (penurunan drastis), disamping penghematan dilakukan dalam pemakaian bahan bakar untuk rumah tangga dan biaya kegiatan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar