Sabtu, 27 Oktober 2012
1. Apa yang dimaksud etika?
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih
kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
▪
Susila
(Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su).
▪
Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu
akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan
tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:
§
Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal
ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah
perbuatan atau tindakan manusia.
§
Manner dan Custom, Membahas etika yang
berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat
manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik
dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau
ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
1)
Merupakan
prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The
principles of morality, including the science of good and the nature of
the right)
2)
Pedoman
perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan
manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular
class of human actions)
3)
Ilmu watak
manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science of human character in its ideal state, and moral principles as
of an individual)
4)
Merupakan
ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
2. Jelaskan mengenai : etika yang kita lakukan
sehari-hari dan etika dalam berbisnis, serta sebutkan contohnya ?
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Etika tidak lain adalah aturan
prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk.
Etika yang kita lakukan sehari
– hari itu seperti berkata
dan berbuat jujur, menghormati orang tua, menghargai sesama,berlaku adil,
menyantuni anak yatim piatu, berperilaku baik, saling menolong sesama manusia,
berpakaian yang sopan, tidak merokok ditempat umum.
Etika dalam berbisnis merupakan etika bertindak sebagai
rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota
suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan
serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good
conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis
sudah tentu harus
disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok
yang terkait lainnya.
Untuk menghasilkan suatu
etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan
pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada
suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
ialah :
- Pengendalian diri
Artinya,
pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun.
- Pengembangan tanggung jawab sosial (social
responsibility)
Dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah
untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti
etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan
teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan
yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi
informasi dan teknologi.
- Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan
dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah.Untuk itu dalam menciptakan
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis
tersebut.
- Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan
Dunia bisnis
seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu
memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
3. Jelaskan dan berikan contoh mengenai etika teleologi dan
etika deontologi ?
Deontologi dan teleologi adalah teori etika dengan
pendekatan etika normatif. Etika normatif adalah yaitu etika yang berusaha
menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
Etika Deontologi, terdiri kata Deon yang
berarti kewajiban dalam bahasa yunani. Jadi secara harafiah istilah ini semacam
teori tentang kewajiban. Kant mengatakan bahwa kewajiban adalah dasar
moralitas. Dalam tindakan menunaikan kewajiban, menurut Kant, manusia
meninggalkan pamrih-pamrihnya, maka kehendak baik didunia ini terwujud dalam
pelaksanaan kewajiban. Tindakan yang dilakukan demi kewajiban, bernilai moral.
Dimana kewajiban yang dimaksud adalah kewajiban yang sesuai hukum universal.
Dengan kata lain, bertindak sesuai hukum yang telah ada adalah tindakan yang
bermoral. Deontologi fokus pada tindakannya. Contoh : Suatu tindakan bisnis
akan dinilai baik bagi pelakunya, melainkan karena itu sejalan dengan kewajiban
pelaku, dengan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya, menawarkan
barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harganya. Sehingga tindakan itu
tidak ditentukan oleh akibat atau tujuan baik dari tindakan itu.
Sedangkan yang sering menjadi kebalikan dari
deontology adalah etika teleologi. Etika Teleologi justru mengukur baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Etika
teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan
bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Dengan kata lain, selama
tujuan, akibat atau hasilnya baik maka itu adalah tindakan yang bermoral.
Etika Teologi merupakan etika yang mengukur baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan.
Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau
akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai
etika teleology tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan itu sendiri,
melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka
tindakan itu dinilai baik. Contoh seorang anak mencuri untuk membiayai berobat
ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan, tetapi
dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi
lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa
sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan
kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana
dimaksudkan.
SEARCH
:
Label: TUGAS SOFTSKILL
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar