Kamis, 22 September 2011
ANALISIS I
Judul Jurnal :Impor Beras Diperlukan,
Luther Kembaren, 2011
Tema : Impor Beras
Latar Belakang Masalah
- Fenomena
Impor beras di Indonesia sudah bukan hal asing lagi. Impor beras masih dilakukan karena pemerintah berpendapat ingin menambah persediaan beras serta mengantisipasi gagal panen pada setiap akhir tahun. Setiap tahun persediaan bahan baku selalu ditingkatkan 10%, belum lagi dalam rangka lebaran, bisa ditingkatkan 1-2 kali lipat dari harga sebelumnya. Kenaikan harga beras sendiri bisa diperkirakan mencapai 3 - 3,5% dari harga rata – rata.
- Penelitian Sebelumnya
Bulog dinilai masih rendah dalam penyerapan beras petani dalam negeri. Selain itu, surplus beras juga selama ini diduga masih tersebar di masyarakat sehingga masih sulit didapatkan di lapangan. Seharusnya, Bulog mampu menyerap lebih banyak beras petani dengan menggunakan Inpres No 8/2011 tentang Penguatan Cadangan Beras Pemerintah menghadapi iklim ekstrem.
- Motivasi Penelitian
Keyakinan bahwa negara kita bisa menghasilkan beras sendiri dengan kualitas yang tidak kalah baik dari negara tetangga.
Masalah
Indonesia belum bisa menghasilkan beras sendiri dengan kualitas dan harga yang baik. Indonesia sendiri masih sering dibayangi rasa takut akan gagal panen yang sering dialami. Ketidakberdayaan pemerintah untuk mengajak masyarakat agar melakukan diversifikasi pangan, membuat Indonesia masih sering bergantung pada beras impor.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini :
- Untuk mengetahui seberapa perlunya negara ini mengimpor beras dari negara – negara tetangga.
- Untuk mengetahui apakah Bulog mampu menyerap lebih banyak beras petani.
- Untuk mengetahui apakah Indonesia bisa mengalami surplus beras.
ANALISIS II
Judul Jurnal : Banjir Beras Asal Vietnam
OIN, 2011
Tema : Impor Beras
Latar Belakang Masalah
- Fenomena
Salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia masih membutuhkan impor beras adalah kurangnya pasokan air yang tidak mencukupi untuk menanam padi. Keadaan seperti ini biasanya ditemukan di desa – desa terpencil. Selain itu faktor alam, seperti hujan, yang ditunggu – tunggu para petani, tak kunjung datang. Itulah yang menyebabkan banyaknya lahan persawahan atau pertanian di tanah air menjadi kering.
Situasi serupa yang dialami beberapa desa. Dengan kekeringan yang dialaminya, mereka mengganti lahan padi dengan jagung. Adapun di Karang Hegar, Pabuaran, Subang, sebagian sawah menunggu panen dan sebagian lagi sudah selesai panen, tetapi belum ada tanda-tanda akan ditanami lagi.
- Penelitian Sebelumnya
Masih ada beberapa kawasan yang memiliki harapan untuk memanen padi. Seperti di Kecamatan Panawangan hingga Cigambul, Ciamis, air berlimpah dan sawah mulai ditanami. Di Desa Mekarsari, Waled, Cirebon, sawah mulai diairi. Irigasi di kawasan yang pernah dilanda banjir Maret 2010 ini terlihat hanya menyediakan sedikit air. Sementara di Desa Pasir Bungur, Subang, pembibitan padi dimulai dan posisi sawah umumnya di lokasi lebih rendah sehingga berkecukupan air.
- Motivasi Penelitian
Impor beras dilakukan untuk memperkuat cadangan beras dalam negeri. Impor beras akan meredam spekulasi yang kerap terjadi di pasar lokal.
Masalah
Terkait dengan masalah kekeringan yang sering dialami lumbung padi di pertanian Indonesia, melambungnya harga pupuk dan benih juga memicu negara kita untuk mengimpor beras dari negara – negara tetangga Asia.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini :
- Untuk mengetahui seberapa perlunya negara ini mengimpor beras dari negara – negara tetangga asia.
- Untuk mengetahui apakah Bulog mampu menyerap lebih banyak beras petani.
- Untuk mengetahui apakah Indonesia bisa mengalami surplus beras
ANALISIS III
Judul Jurnal : Bulog Jajaki Impor Beras dari India
Luther Kembaren, 2011
Tema : Impor Beras
Latar Belakang Masalah
- Fenomena
Sejauh ini, Perum Bulog menjajaki peluang mengimpor beras dari sejumlah negara di Asia antara lain, India, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja. Negara kita memilih negara pengimpor beras yang berkualitas, harga terbaik dan yang termasuk negara surplus. Indonesia sendiri belum mampu menghasilkan beras kualitas baik, padahal di indonesia sendiri banyak sekali lahan pertanian yang memungkinkan untuk memanen padi.
- Penelitian Sebelumnya
Bulog juga menjajaki kemungkinan importasi beras dari Myanmar dan Kamboja karena dua negara tersebut mengalami surplus. Kendati demikian, potensi importasi terbesar masih dari Vietnam dan Thailand. Pemerintah juga memberi fleksibilitas waktu untuk melakukan impor kapan saja agar bisa diperoleh harga terbaik. Saat ini, Bulog telah menyepakati impor 800 ribu ton beras, di antaranya berasal Vietnam sebanyak 500 ribu ton dan Thailand sebanyak 300 ribu ton beras.
- Motivasi Penelitian
Impor beras dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam rangka menekan laju inflasi dan menjaga ketersediaan beras dalam negeri.
Masalah
Perubahan iklim yang memicu serangan hama dan terus berkurangnya lahan pertanian juga menyebabkan kemerosotan hasil panen.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini :
- Untuk mengetahui apakah Indonesia bisa menjadi negara penghasil beras dengan kualitas dan harga terbaik.
- Untuk mengetahui apakah perkiraan Bulog terhadap impor beras bisa direalisasikan dengan baik.
------Sekian ^^-------
Nama : Hapsari Putri Utami
Kelas : 3EA11
NPM : 16209170
Sumber Jurnal :
Label: METODE RISET
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar