Senin, 07 November 2011

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

-         Deskripsi / Gambaran Objek Penelitian

Ekspor

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan selama Januari-Desember 2008 nilai ekspor sebesar US$136,76 miliar meningkat sebesar 19,86 persen dibanding ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai sebesar US$107,8 miliar atau meningkat 17,16 persen.

 
Sejak Juni 2008, market share ekspor migas mulai mengalami penurunan, sedangkan untuk non migas sebaliknya. Secara kumulatif ekspor selama lima tahun terakhir menunjukkan trend yang meningkat setiap tahunnya, dan sampai dengan Desember 2008 net ekspor masih positif, walaupun semakin menipis. Penurunan ekspor migas lebih disebabkan menurunnya harga migas di pasar internasional. Sedangkan menipisnya net ekspor juga disebabkan menurunnya harga komoditas dan diiringi penurunan permintaan internasional terhadap produk ekspor Indonesia sebagai dampak melemahnya perekonomian di triwulan terakhir 2008.



Nilai ekspor nonmigas selama setahun terakhir terus mengalami peningkatan, namun jika dilihat dari pertumbuhannya selalu berfluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan November, namun pada akhir tahun 2008 anjlok ke level 21,9 persen lebih rendah dibanding awal tahun. Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh menurunnya harga komoditas di pasar internasional, khususnya beberapa produk pertanian.


Amerika Serikat selama ini tercatat sebagai negara tujuan ekspor kedua setelah Jepang. Pangsa ekspor non migas Indonesia ke Jepang sebesar 12,46%, disusul Amerika Serikat (11,40%), Singapura (9,60%), China (8,53%), India (6,24%). Negara lain yang menjadi tujuan ekspor utama produk non migas IndonesiaMalaysia (6,17%), Korea (4,54%) dan Belanda (3,24%). Dengan pangsa pasar 11% tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia khususnya untuk produk yang pasar utamanya ke Amerika Serikat.

Jenis produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat beragam, namun diperkirakan yang akan terkena dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furniture, dan elektronika. Oleh karena itu antisipasi terhadap kemungkinan terganggunya ekspor produk tersebut ke Amerika perlu dilakukan oleh pelaku usaha dengan dukungan dari pemerintah.

Impor

Pada 2008 nilai impor Indonesia mencapai US$128,79 miliar dengan komposisi impor migas sebesar US$30,47 miliar (23,66 persen) dan impor nonmigas sebesar US$98,32 miliar (76,34 persen). Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya impor mengalami pertumbuhan sebesar 74,35 persen.



Pada 2008, golongan mesin/pesawat mekanik memberikan kontribusi sebesar 18,18 persen terhadap total impor nonmigas. Mesin dan peralatan listrik berada dibawahnya dengan kontribusi sebesar 14,97 persen, sedangkan pada posisi ketiga besi dan baja sebesar 8,43 persen.

Beberapa golongan barang yang mengalami perlambatan antara lain kendaraan dan bagiannya turun US$0,083 miliar, kapas US$0,026 miliar, tembaga dan barang daripadanya US$0,025 miliar, mesin/pesawat mekanik US$0,024 miliar, plastik dan barang dari plastik US$0,015 miliar, dan US$0,008 miliar untuk instrumen dan asparatus optis.

Ditinjau menurut negara asal, dari total impor nonmigas 2008 sebesar US$98,32 miliar sekitar 76,97 persen berasal dari kontribusi 12 negara utama. Kontribusi terbesar impor nonmigas sebesar US$ 14,96 miliar berasal dari Cina, diikuti Jepang dan Singapura masing-masing sebesar US$14,44 miliar dan US$11,07 miliar.


Komponen impor menurut penggunaan barang yang terbesar selama Januari-Desember 2008 berasal dari bahan baku/penolong sebesar US$99,11 miliar atau 76,95 persen, barang modal US$21,28 miliar dan barang konsumsi sebesar US$8,41 miliar. Sementara itu pada Desember 2008 bahan baku/penolong dan konsumsi mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya masing-masing US$1,36 miliar dan US$0,10 miliar, sedangkan untuk barang modal meningkat US$0,44 miliar.

-         Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan koefisien regresi factor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan PDB Indonesia dan hasil pengujiannya diperlihatkan pada table dibawah. Dari table tersebut tampak bahwa kecuali variable selisih nilai ekspor dan impor tahun lalu, semua variable yang diregresikan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1984 – 2001.


 
         Analisis

Hasil pengujian terhadap variable ekspor seperti terlihat pada table diatas menunjukan bahwa setelah dikontrol variable jumlah hutang, baik nilai volume ekspor tahun berjalan, maupun nilai volume ekspor tahun sebelumnya, hutang luar negeri tidak berpengaruh pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1984 sampai dengan tahun 2001. Variabel yang berpengaruh hanyalah selisih nilai ekspor tahun lalu (tahun 1983 sampai dengan 2000).

Dari hasil analisis tersebut maka hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Jung dan Marshall (1985) yang mengemukakan sebagian besar negara – negara berkembang tidak menunjukan dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal itu terbukti dengan adanya kasus di Indonesia, dimana dari hasil penelitian empiris besarnya nilai ekspor tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan PDRB.


Source :
http://repository.gunadarma.ac.id:8000/515/                               
http://www.bataviase.co.id/node/576951


Nama : Hapsari Putri Utami
Kelas : 3EA11
NPM : 16209170
MATA KULIAH : METODE RISET 
DOSEN : PRIHANTORO

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates