Senin, 24 Oktober 2011


BAB II

2.1 Landasan Teori

Teori Dasar
Banyak teori yang mendasari perdagangan ekspor impor ini. Ada Teori klasik, Merkantilis. Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor.

Ada juga teori Adam Smith yang berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut.

Ada Teori Modern seperti  John Stuart Mill dan David Ricardo. Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar).

Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan.

Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. 

2.2 Tinjauan Riset Terdahulu

Perkembangan Ekspor Impor Indonesia akan berpengaruh atau tidak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesai akan sangat tergantung pada struktur komoditas andalan ekspor Indonesia. Indonesia sebagai negara kecil di pasar global untuk hampir semua produk ekspor, artinya Indonesia adalah price taker. Kondisi ekspor nasional juga tergantung pada harga komoditas dunia dan nilai tukar.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam. Tapi sungguh mengherankan jika kita masih merasa kurang berani untuk tidak mengimpor barang – barang dari luar terutama China. Barang impor dari China sendiri sudah mulai merajai pasar di Indonesia.

Peningkatan impor barang konsumsi yang mencapai dua kali lipat itu, porsi terhadap impor keseluruhan hanya sebesar tujuh persen. Jenis produk impor terbanyak adalah untuk bahan baku/penolong dan bahan modal yang menduduki porsi 93 persen. Namun, secara statistik peningkatan impor barang konsumsi itu lebih besar dibanding yang lain. Dari sisi nilai, impor barang modal pada semester I-2010 mencapai US$12 miliar, sedangkan untuk bahan baku, nilai impor US$46,2 miliar. Barang konsumsi per semester I-2010 tercatat dengan jumlah impor sebesar US$4,65 miliar.

Lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

 
Variabel data seperti jumlah produksi, banyaknya ekspor, harga FOB. Variabel terdiri dari Persentase pertumbuhan ekonomi China, nilai GDP, volume ekspor China, terdapat dalam perdagangan bebas atau kegiatan ekspor impor. Disamping itu ada juga variabel yang terdiri dari Ekspor tahun berjalan, Ekspor tahun lalu, (ekspor – impor), Hutang LN.

2.3 Pengembangan Hipotesa

Hipotesa Sementara

Perkembangan situasi perdagangan antara Indonesia dan RRC harus terus dicermati, sebab walaupun secara umum perkembangan bagi RRC mengalami kenaikan ternyata bagi Indonesia mengalami penurunan.

Perkembangan ekspor Indonesia yang berasal dari produk- produk yang produksinya menggunakan input sepenuhnya atau sebagian besar bersumber dari dalam negeri perlu terus dipacu dan dikembangkan agar dapat memunculkan inovasi baru yang nantinya bisa diproduksi dengan maksimal dan mendunia.



Nama : Hapsari Putri Utami
Kelas : 3EA11
NPM : 16209170
MATA KULIAH : METODE RISET 
DOSEN : PRIHANTORO



0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates